Anak Daring Ibu Darting

Anak Daring  Ibu Darting 
“Jauh Panggang Daripada Api”. 
Oleh : Laskmi Holifah

 


Berbagai metode sudah diterapkan namun sayang hasilnya masih jauh panggang dari api. 
Itu yang bisa saya ucapkan di sini terhadap Pembelajaran Daring.

Kenapa ?
Pembelajaran daring yang merupakan implementasi dari kurikulum darurat ternyata harus kita lewati bukan sebagai bersifat darurat atau sementara ternyata harus terus berjalan bahkan sampai melewati dua semester tahun pelajaran. (sampai ada jargon Covid -19 di Indonesia bisa ultah).

Ya, pasti terbersit hingga harus terucap bukan tanpa sebab. Keluar setelah hampir dua semester sudah saya lewati proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

Punya tujuan pemenuhan layanan pendidikan di masa pandemi. Mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat pada umumnya.

Bukan ujug-ujug kebijakan model pembelajaran ini dilaksanakan tentunya. Kebijakan ini tentunya sudah melewati beberapa proses koordinasi pihak terkait Via rapat koordinasi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim bersama Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian dengan seluruh kepala daerah. Artinya, kebijakan ini diharapkan cara yang tepat untuk tercapai tujuan pendidikan di masa Pandemi Covid-19.


Awalnya banyak yang optimis. Tentu termasuk saya. sebab, tentunya setelah adanya koordinasi maka hasil akan sesuai dengan kenyataan. 

Asumsinya, Semua sudah disiapkan oleh pemerintah sampai ke tingkat daerah artinya sistem sudah sesuai hasil akan memuaskan.

Secara Pribadi, sebagai guru konvensional yang masih setengah milenilal ( sudah memanfaatkan digital tapi belum  menggunakan pada proses pembelajaran). Pembelajaran online/ daring (virtual), saya nilai sulit dan mustahil bisa saya lakukan. Terlebih saya tidak memiliki latar belakang guru IT.

Namun, proses keadaan yang memaksa saya harus belajar menerima dengan cepat perubahan pembelajaran untuk menggunakan model daring ini. Dan filosofi yang mendasar memaksa saya untuk belajar dengan cepat, saya harus mengajar tak berbatas waktu. 

Saya  ( guru ) harus mendidik dengan meskipun dibatasi oleh ruang dan waktu. Saya (guru ) jauh di mata dekat di Doa. Saling mendoakan dan kerjasama agar tercapai misi pendidikan.

Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Karena itu juga, saya tersadar bahwa pendidikan  merupakan tugas bersama orang tua, masyarakat dan pemerintah. 

Ketiga pihak ini harus bersama-sama dan simultan melaksanakan tugas membentuk karakter anak didik.

Guru merupakan wakil dari pemerintah untuk melaksanakan kebijakan sekaligus membentuk membentuk karakter anak didik, terutama melalui Pembelajaran daring selama masa Pandemi.

Kemudian orang tua sekaligus anggota masyarakat terpaksa harus jalan cepat membantu proses pembelajaran daring, karena anak didik otomatis lebih banyak  waktu bersama orang tua dalam proses pembelajaran daring berlangsung.

Keberhasilan pembelajaran daring di masa pandemi, apabila anak didik, guru dan orang tua memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran daring.

Guru yang memiliki pengetahuan IT akan mampu mengelola pembelajaran daring  akan lebih lancar dan akan lebih berhasil dalam mencapai tujuan pendidikan anak didiknya. Dibandingkan dengan guru yang kurang mengenal atau kurang memahami pengetahuan IT.

Belajar secara daring tentu memiliki tantangannya sendiri. Siswa tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai.

Ini merupakan tugas dan tantangan orang tua dan pemerintah untuk memastikan tercapainya pembelajaran daring yang berkualitas.

Pemerintah harus mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran daring, karena pada kenyataannya banyak orang tua yang merasa kewalahan dengan ini.

Beberapa orang tua banyak yang merasa dengan sistem ini, kebanyakkan ibu-ibu menjadi darting (darah tinggi).

“Ada sistem ini, saya dan mungkin kebanyakan ibu-ibu menjadi darting kang, hadapi kebiasan baru anak,” ungkap Nana, ketika dijumpai KAPOL.ID, Rabu (29/07/2020).
Hal lain yang membuat miris, pembelajaran daring membuat pola anak menjadi manja, anak-anak yang sekolah , kaum emak yang belajar. Bahkan sebagian orang tua menyatakan anak bukan makin kreatif malah mantul bukan mantap betul tapi makin tumpul.
Orang tua menyampaikan, selaku orang tua bukan berarti menentang kebijakan pemerintah, tapi diharapkan pemerintah melek dan melihat nasib anak bangsa. 
Karena khawatir jika kondisi ini terus menerus terjadi, nasib mereka mau jadi apa.
Dan Orang tua akan semakin terus darah tinggi (Darting).

Jauh panggang dari Api


Daring Versus Darting (*)








 







Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI MPLS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Menjemput Kurmer , MTs Negeri 1 Apresiasi Kegiatan Sosialisasi dan BIMTEK Implementasi Kurikulum Merdeka

Peringati Gerakan Satu Juta Pohon, MTs N 1 Bandarlampung Reaktualisasi Tanaman